Cari Blog Ini

Selasa, 17 September 2013

Palembang Rasa Jakarta

Pertumbuhan ekonomi di Palembang membuat tingkat kemakmuran warganya meningkat sehingga meningkatkan daya beli masyarakat. Hal ini berdampak bagi pertumbuhan kendaraan di Palembang yang menyebabkan semakin banyaknya titik kemacetan. Seperti di daerah Seberang Ulu. Bagi Anda yang tinggal di daerah Seberang Ulu, Palembang, mungkin sekarang merasa sangat malas kalau harus keluar rumah. Ya pembangunan fly over membuat transportasi menjadi sulit sekali. Bagi siswa yang mengejar jam masuk, atau mahasiswa yang sedang menuju kampus, ataupun Anda yang menuju tempat kerja atau siapapun Anda yang "terpaksa" melewati Jembatan Ampera, disarankan untuk memberikan waktu yang lebih dalam kalkulasi perjalanan Anda. Saya yang biasa ke kampus cuma 15 menit, sekarang membutuhkan 30 menit untuk sampai di kampus dan bisa lebih lama lagi jika sedang jam sibuk. Sebenarnya kemacetan ini bisa dihindari jika pemerintah kota, provinsi atau siapapun yang berwenang memiliki sebuah masterplan mengenai pembangunan kota Palembang ini. Rasanya lucu saja melihat slogan "Palembang Kota Internasional" tapi tidak didukung dengan fasilitas yang memadai. Bayangkan saja, kota yang sudah menyelenggarakan berbagai event nasional dan internasional hanya memiliki 1 (ya satu) jembatan penghubung bagian Ulu dan Ilir. Sebenarnya ada 2, tapi lokasinya yang di pinggir kota hanya efektif untuk kendaraan yang mau keluar kota saja. Jembatan yang selalu diagung-agungkan sebagai trademark kota Palembang ini rasanya tidak mampu mengakomodir pertumbuhan kendaraan yang ada di Palembang. Dengan hanya mengandalkan 2 lajur di setiap lajurnya, sepertinya Jembatan Ampera akan selalu dipenuhi oleh kendaraan. Sementara pemerintah selalu memberikan janji mengenai pembuatan jembatan-jembatan lain yang tidak pernah terealisasi, seperti Jembatan Musi 3. Kesalahan lainnya adalah buruknya sistem transportasi massal di Palembang. Kondisi bis dan angkot yang buruk dan perilaku supir yang ugal-ugalan menjadi alasan orang malas menggunakan transportasi massal ini. Kehadiran TransMusi sedikit memberikan angin segar, tetapi belum tercakupnya seluruh wilayah Palembang membuat TransMusi kurang efektif. Sedikitnya pilihan transportasi massal ini membuat masyarakat kurang mengandalkan transportasi massal. Saya pernah baca janji si alex noerdin tentang monorail di Palembang, semoga bisa terealisasi, sehingga menjadi pemimpin yang amanah, bukan hanya sebagai alat untuk memperbaiki nama yang terlanjur tercemar di Jakarta, karena hanya menduduki peringkat 2 terakhir dalam Pemilukada. Semoga bukan alat pencitraan dan banyak semoga-semoga lainnya karena masyarakat sudah bosan dengan janji. Kota Palembang mungkin harus melihat kota Jakarta, apa kita mau pertumbuhan ekonomi ini membawa pengaruh kemacetan yang parah atau kita mau pertumbuhan ekonomi lebih berdampak positif. Ini pilihan kita dan pemerintah, jangan cuma janji dan janji, tapi lakukan. Perbaiki moda transportasi massal dan perbanyak infrastruktur penunjang, mudah saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar